Dekat seperti tidak ada
Ada, mungkin tak berguna
Tidak ada jadi merdeka
Sepi menjadi sunyi
Hidup hanya meratapi dinding
yang penuh coretan
dari kertas hati yang kian bersih
Biarlah melangkah
Walau tanpa tujuan, waktu, atau papun itu
Aku ingin tersesat dan hilang
Pedulikah air mata pada mata air yang penuhi telaga
Laman
Minggu, 29 Juni 2014
Jumat, 27 Juni 2014
Oleh Mereka Aku ini apa ?
Oleh mereka aku ini apa ?
Pengusaha, pejabat, ataukah Presiden
Mungkin hanya gelandangan yang belum makan 3 hari
Oleh mereka aku ini apa ?
Tokek, biawak, ataukah buaya
Mungkin hanya seekor cicak yang tiadak bisa merayap di dinding
Dan hanya bisa memutuskan ekornya
Oleh meraka aku ini apa ?
Kotoran, bangkai, ataukah sampah plastik
Mungkin hanya mungkin hanya ludah yang kalian buang
Terkadang aku terbuang
Terkadang aku tidak dibutuhkan
Terkadang aku hanyalah sampah
Namun kata terkadang berganti menjadi "selalu"
Pengusaha, pejabat, ataukah Presiden
Mungkin hanya gelandangan yang belum makan 3 hari
Oleh mereka aku ini apa ?
Tokek, biawak, ataukah buaya
Mungkin hanya seekor cicak yang tiadak bisa merayap di dinding
Dan hanya bisa memutuskan ekornya
Oleh meraka aku ini apa ?
Kotoran, bangkai, ataukah sampah plastik
Mungkin hanya mungkin hanya ludah yang kalian buang
Terkadang aku terbuang
Terkadang aku tidak dibutuhkan
Terkadang aku hanyalah sampah
Namun kata terkadang berganti menjadi "selalu"
Selasa, 17 Juni 2014
Hutan Bambu part 1
Deburan ombak menyisir tepiannya
Halimun menyelimuti hutan bambu
Saat mentari mulai mengintip
Namun dewi malam malu untuk pulang
Hembusan demi hembusan angin
Membelai pucuk-pucuk daun bambu nan mungil
Bersama kicauan burung yang menggugah
Ke depan dan ke belakang
Pohon-pohon bambu mulai mengikuti siulan mereka
Jalan setapak pun tak lekang dari mandi paginya
Oleh ribuan embun
Bersama tutur sesepuh
Kunikmati secangkir kopi
Di bawah puluhan rumput raksasa nan rindang
Halimun menyelimuti hutan bambu
Saat mentari mulai mengintip
Namun dewi malam malu untuk pulang
Hembusan demi hembusan angin
Membelai pucuk-pucuk daun bambu nan mungil
Bersama kicauan burung yang menggugah
Ke depan dan ke belakang
Pohon-pohon bambu mulai mengikuti siulan mereka
Jalan setapak pun tak lekang dari mandi paginya
Oleh ribuan embun
Bersama tutur sesepuh
Kunikmati secangkir kopi
Di bawah puluhan rumput raksasa nan rindang
Kamis, 05 Juni 2014
Belati Berkarat
Tak kira kau tusuk dari belakang
Tak kira kau tikam jantung
Tak kira kau sayat nadi
Kau memang tua
Dan kau lebih ganas di masa tuamu
Tumpul namun kejam
Beringas ujung matamu
Kau sudah tak guna bagiku
Namun kau masih mencoba mengoyakku
Dasar belati tua !!!
Tak kira kau tikam jantung
Tak kira kau sayat nadi
Kau memang tua
Dan kau lebih ganas di masa tuamu
Tumpul namun kejam
Beringas ujung matamu
Kau sudah tak guna bagiku
Namun kau masih mencoba mengoyakku
Dasar belati tua !!!
Langganan:
Postingan (Atom)